Kamis, 17 Januari 2013

Produksi Film


 

 Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai.
Mengembangkan naskah ke dalam program video siap pakai melalui tahapan-tahapannya : Tahap Pra Produksi, Tahap Produksi, Tahap Pasca Produksi


Dalam produksi film sangat erat kaitannya dengan kerabat kerja atau tim atau crue pelaksana pembuatan film dan deskripsi kerjanya masing-masing. Adapun tim tersebut dapat terdiri atas :
 Sutradara (Director), Bertugas memimpin dan mengarahkan keseluruhan proses pembuatan film.
 Ide cerita, Pencetus atau pemilik ide cerita pada naskah film yang diproduksi.
 Penulis skenario/Script Writer, Bertugas menterjemahkan ide cerita ke dalam bahasa visual gambar atau skenario.
 Kameramen, Bertugas mengambil gambar atau mengoperasikan kamera saat shooting.
 Tata cahaya (lighting), Bertugas mengatur pencahayan dalam produksi film.
 Tata musik (music director), Bertugas membuat atau memilih musik yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata kostum (costume designer), Bertugas membuat atau memilih dan menyediakan kostum atau pakaian yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata Rias (Make up Artist), Bertugas mengatur make up yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata suara dan sound effect (sound recorder), Bertugas membuat atau memilih atau merekam suara dan efek suara yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Tata artistik (artistic director), Bertugas membuat dan mengatur latar dan setting yang sesuai dengan nuansa cerita dalam produksi film.
 Editor, Bertugas melakukan editing pada hasil pengambilan gambar dalam produksi film.
 Kliper, Bertugas memberi tanda pengambilan shot dalam produksi film.
 Pencatat adegan, Bertugas mencatat adegan atau shot yang diambil serta kostum yang dipakai dalam produksi film.
 Casting, Bertugas mencari dan memilih pemain yang sesuai ide cerita dalam produksi film.
TAHAP PRA PRODUKSI
ANALISIS IDE CERITA.
Sebelum membuat cerita film, kita harus menentukan tujuan pembuatan film. Hanya sebagai hiburan, mengangkat fenomena, pembelajaran/pendidikan, dokumenter, ataukah menyampaikan pesan moral tertentu. Hal ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail cerita dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. Jika perlu diadakan observasi dan pengumpulan data dan faktanya. Bisa dengan membaca buku, artikel atau bertanya langsung kepada sumbernya.
Ide film dapat diperoleh dari berbagai macam sumber antara lain:
  • Pengalaman pribadi penulis yang menghebohkan.
  • Percakapan atau aktifitas sehari-hari yang menarik untuk difilmkan.
  • Cerita rakyat atau dongeng.
  • Biografi seorang terkenal atau berjasa.
  • Adaptasi dari cerita di komik, cerpen, atau novel.
  • Dari kajian musik, dll
MENYIAPKAN NASKAH
Jika penulis naskah sulit mengarang suatu cerita, maka dapat mengambil cerita dari cerpen, novel ataupun film yang sudah ada dengan diberi adaptasi yang lain. Setelah naskah disusun maka perlu diadakan Breakdown naskah. Breakdown naskah dilakukan untuk mempelajari rincian cerita yang akan dibuat film.
MENYUSUN JADWAL DAN BUDGETING
Jadwal atau working schedule disusun secara rinci dan detail, kapan, siapa saja , biaya dan peralatan apa saja yang diperlukan, dimana serta batas waktunya. Termasuk jadwal pengambilan gambar juga, scene dan shot keberapa yang harus diambil kapan dan dimana serta artisnya siapa. Lokasi sangat menentukan jadwal pengambilan gambar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyusun alokasi biaya:
  • Penggandaan naskah skenario film untuk kru dan pemain.
  • Penyediaan kaset video.
  • Penyediaan CD blank sejumlah yang diinginkan.
  • Penyediaan property, kostum, make-up.
  • Honor untuk pemain, konsumsi.
  • Akomodasi dan transportasi.
  • Menyewa alat jika tidak tersedia.
HUNTING LOKASI
Memilih dan mencari lokasi/setting pengambilan gambar sesuai naskah. Untuk pengambilan gambar di tempat umum biasanya memerlukan surat ijin tertentu. Akan sangat mengganggu jalannya shooting jika tiba-tiba diusir dipertengahan pengambilan gambar karena tidak memiliki ijin (dan saya mengalaminya.. hehe).
Dalam hunting lokasi perlu diperhatikan berbagai resiko seperti akomodasi, transportasi, keamanan saat shooting, tersedianya sumber listrik, dll. Setting yang telah ditentukan skenario harus betul-betul layak dan tidak menyulitkan pada saat produksi. Jika biaya produksi kecil, maka tidak perlu tempat yang jauh dan memakan banyak biaya.
MENYIAPKAN KOSTUM DAN PROPERTY.
Memilih dan mencari pakaian yang akan dikenakan tokoh cerita beserta propertinya. Kostum dapat diperoleh dengan mendatangkan desainer khusus ataupun cukup membeli atau menyewa namun disesuaikan dengan cerita skenario. Kelengkapan produksi menjadi tanggung jawab tim property dan artistik.
MENYIAPKAN PERALATAN
Untuk mendapatkan hasil film/video yang baik maka diperlukan peralatan yang lengkap dan berkualitas. Peralatan yang diperlukan (dalam film minimalis) :
  • Clipboard.
  • Proyektor.
  • Lampu.
  • Kabel Roll.
  • TV Monitor.
  • Kamera video S-VHS atau Handycam.
  • Pita/Tape.
  • Mikrophone clip-on wireless.
  • Tripod Kamera.
  • Tripod Lampu.
CASTING PEMAIN
Memilih dan mencari pemain yang memerankan tokoh dalam cerita film. Dapat dipilih langsung ataupun dicasting terlebih dahulu. Casting dapat diumumkan secara luas atau cukup diberitahu lewat rekan-rekan saja. Pemilihan pemain selain diperhatikan dari segi kemampuannya juga dari segi budget/pembiayaan yang dimiliki.
TAHAP PRODUKSI

TATA SETTING
Set construction merupakan bagunan latar belakang untuk keperluan pengambilan gambar. Setting tidak selalu berbentuk bangunan dekorasi tetapi lebih menekankan bagaimana membuat suasana ruang mendukung dan mempertegas latar peristiwa sehingga mengantarkan alur cerita secara menarik.
TATA SUARA
Untuk menghasilkan suara yang baik maka diperlukan jenis mikrofon yang tepat dan berkualitas. Jenis mirofon yang digunakan adalah yang mudah dibawa, peka terhadap sumber suara, dan mampu meredam noise (gangguan suara) di dalam dan di luar ruangan.
TATA CAHAYA
Penataan cahaya dalam produksi film sangat menentukan bagus tidaknya keualitas teknik film tersebut. Seperti fotografi, film juga dapat diibaratkan melukis dengan menggunakan cahaya. Jika tidak ada cahaya sedikitpun maka kamera tidak akan dapat merekam objek.
Penataan cahaya dengan menggunakan kamera video cukup memperhatikan perbandingan Hi light (bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar tidak terlalu tinggi atau biasa disebut hight contrast. Sebagai contoh jika pengambilan gambar dengan latar belakang lebih terang dibandingkan dengan artist yang sedang melakukan acting, kita dapat gunakan reflektor untuk menambah cahaya.
Reflektor dapat dibuat sendiri dengan menggunakan styrofoam atau aluminium foil yang ditempelkan di karton tebal atau triplek, dan ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.
Perlu diperhatikan karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan. Lebih baik sesuai ketentuan buku petunjuk kamera minimal lighting yang disarankan. Jika melebihi batasan atau dipaksakan maka gambar akan terihat seperti pecah dan tampak titik-titik yang menandakan cahaya under.
Perlu diperhatikan juga tentang standart warna pencahayaan film yang dibuat yang disebut white balance. Disebut white balance karena memang untuk mencari standar warna putih di dalam atau di luar ruangan, karena warna putih mengandung semua unsur warna cahaya.
TATA KOSTUM (WARDROBE)
Pakaian yang dikenakan pemain disesuaikan dengan isi cerita. Pengambilan gambar dapat dilakukan tidak sesuai nomor urut adegan, dapat meloncat dari scene satu ke yang lain. Hal ini dilakukan agar lebih mudah, yaitu dengan mengambil seluruh shot yang terjadi pada lokasi yang sama. Oleh karenanya sangat erlu mengidentifikasi kostum pemain. Jangan sampai adegan yang terjadi berurutan mengalami pergantian kostum. Untuk mengantisipasinya maka sebelum pengambilan gambar dimulai para pemain difoto dengan kamera digital terlebih dahulu atau dicatat kostum apa yang dipakai. Tatanan rambut, riasan, kostum dan asesoris yang dikenakan dapat dilihat pada hasil foto dan berguna untuk shot selanjutnya.
TATA RIAS
Tata rias pada produksi film berpatokan pada skenario. Tidak hanya pada wajah tetapi juga pada seluruh anggota badan. Tidak membuat untuk lebih cantik atau tampan tetapi lebih ditekankan pada karakter tokoh. Jadi unsur manipulasi sangat berperan pada teknik tata rias, disesuaikan pula bagaimana efeknya pada saat pengambilan gambar dengan kamera. Membuat tampak tua, tampak sakit, tampak jahat/baik, dll.
TAHAP PASCA PRODUKSI

PROSES EDITING
Secara sederhana, proses editing merupakan usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Dalam kegiatan ini seorang editor akan merekonstruksi potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera.
Tugas editor antara lain sebagai berikut:
  • Menganalisis skenario bersama sutradara dan juru kamera mengenai kontruksi dramatinya.
  • Melakukan pemilihan shot yang terpakai (OK) dan yang tidak (NG) sesuai shooting report.
  • Menyiapkan bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara.
  • Berkonsultasi dengan sutradara atas hasil editingnya.
  • Bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan semua materi gambar dan suara yang diserahkan kepadanya untuk keperluan editing.
REVIEW HASIL EDITING
Setelah film selesai diproduksi maka kegiatan selanjutnya adalah pemutaran film tersebut secara intern. Alat untuk pemutaran film dapat bermacam-macam, dapat menggunakan VCD/DVD player dengan monitor TV, ataupun dengan PC (CD-ROM) yang diproyeksikan dengan menggunakan LCD (Light Computer Display). Pemutaran intern ini berguna untuk review hasil editing. Jika ternyata terdapat kekurangan atau penyimpangan dari skenario maka dapat segera diperbaiki. Bagaimanapun juga editor juga manusia biasa yang pasti tidak luput dari kelalaian. Maka kegiatan review ini sangat membantu tercapainya kesempurnaan hasil akhir suatu film.
PRESENTASI DAN EVALUASI
Setelah pemutaran film secara intern dan hasilnya dirasa telah menarik dan sesuai dengan gambaran skenario, maka film dievaluasi bersama-sama dengan kalangan yang lebih luas. Kegiatan evaluasi ini dapat melibatkan :
  • Ahli Sinematografi.
  • Untuk mengupas film dari segi atau unsur dramatikalnya.
  • Ahli Produksi Film.
  • Untuk mengupas film dari segi teknik, baik pengambilan gambar, angle, teknik lighting, dll.
  • Ahli Editing Film (Editor).
  • Untuk mengupas dari segi teknik editingnya.
  • Penonton/penikmat film.
  • Penonton biasanya dapat lebih kritis dari para ahli atau pekerja film. Hal ini dikarenakan mereka mengupas dari sudut pandang seorang penikmat film yang mungkin masih awam dalam pembuatan film.

Pengertian Kamera


Kamera adalah seperangkat peralatan dengan kelengkapannya yang memiliki fungsi mengabadikan suatu objek menjadi gambar yang merupakan hasil dari proyeksi pada sistem lensa.

Macam – Macam Kamera Ditinjau dari Bentuk dan Jenisnya
.Kamera Foto
.Kamera Film, dan
.Kamera Video
Kamera video sesuai karakteristiknya dibagi menjadi 4, yaitu :
- Kamera Broadcast,
- Kamera Profesional,
- Kamera Semi Profesional,
-Kamera Personal.

Kamera dan Perangkatnya
Kamera Studio perangkatnya, yaitu:
- Kamera dan CCU
-Head Camera
-Betacam
 Lensa, dibagi sesuai karakteristiknya, yaitu:
-    Fixed lens yaitu lensa yang tidak bisa diubah-ubah.
-    Turret lens, lensa ini digunakan pada tahun 60-an.
-    Variable lens / zoom lens.
Ring pada lensa kamera dan fungsinya dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.    Focus Ring
Fokus berhubungan dengan jarak, ukurannya ft / meter.
b.    Focal Length Ring
Adalah jarak antara titik tengah lensa dengan permukaan target (image). Focal length berhubungan dengan sudut, ukurannya millimeter.
c.    F. Stop Ring / F. Number Ring
Adalah bilangan-bilangan yang menunjukan berapa besar bukaan, atau sering disebut diagframa atau jarak bukaan nilainya yaitu 2, 2.8, 4, 5.6, 8, 11, dan 16. Untuk meghasilkan kualitas gambar yang paling baik sebaiknya gunakan F. Stop 5.6 atau antara 4 – 8.
•    Kabel Fokus dan Zoom
•    Kabel Multiwire
•    Pedestal
•    Tripod


    Type of Shot
Type of shot atau jenis-jenis shot yang paling sering digunakan oleh kameramen, yaitu:
    Big Close Up
    Close Up
    Medium Close Up
    Medium Shot
    Full Shot
    Long Shot
    Very Long Shot
    Two Shot
    Over The Shoulder Shot

  
Camera Angle
        Camera angle atau sudut pengambilan gambar, yaitu:
    Eye Level / Normal Angle
Artinya kamera sejajar dengan mata objek, memiliki makna yang universal.
    High Angle
Artinya kamera lebih tinggi dari objek, memiliki makna bahwa objek tersebut tertindas. Contohnya: terpidana.
    Low Angle
Artinya kamera lebih rendah dari objek, memiliki makna bahwa objek tersebut memiliki kekuasaan. Contohnya: hakim.
    Bird’s Eye
Kamera lebih tinggi dari high angle. Gambar yang diambil dari atas ketinggian rata-rata. Contohnya: Atas gedung, helicopter.
    Top Angle
Sudut kamera yang tepat diatas objek untuk orientasi lapangan. Maknanya menjadikan objek point of interest.


    Camera Movement
    Camera movement atau pergerakan kamera di bagi menjadi 8, yaitu:
    PAN
Adalah pergerakan kepala kamera kekiri dan kekanan, (pan left dan pan right).
    TILT
Adalah pergerakan kepala kamera keatas dan kebawah, (tilt up dan tilt down).
    ZOOM
Yaitu  sebuah jenis pergerakan kamera, tetapi yang bergerak/berubah adalah focal lenghtnya.
    TRACK
Adalah pergerakan seluruh badan kamera kedepan dan kebelakang, (track in dan track out).
    SWING
Adalah pergerakan seluruh badan kamera dengan gerakan melingkar kekiri dan kekanan.
    TRUCK
Pergerakan ini hampir sama dengan swing.

    ELEVATE AND DEPRESS
Adalah pergerakan kamera yang menggunakan pedestal secara naik dan turun.
    CRANE
Adalah pergerakan kamera yang mempergunakan alat tambahan seperti portal jip.


    Combination of Movement Camera
    Primary Movement
Kamera dan objek sama-sama statis/diam ditempat masing-masing, namun kamera mengikuti gerakan gobjek. Pergunakan yang digunakan tilt, pan, dan zoom.
    Secondary Movement
Kamera statis, mengikuti objek yang bergerak atau kamera bergerak dan objek statis. Bisa menggunakan semua pergerakan kamera dan dibutuhkan skill.
    Tertiary Movement
Kamera dan objek sama-sama melakukan pergerakan. Bisa menggunakan semua pergerakan kamera dan dibutuhkan skill.

Rabu, 16 Januari 2013

Teknik Kamera Video & Editing

JENIS-JENIS SHOT

CU (Close Up)
Shot yang menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala.
MCU (Medium Close Up)
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.
BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.
ECU (Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.
MS (Medium Shot)
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
TS (Total Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.
ES (Establish Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi tempat di mana peristiwa atau adegan itu terjadi.
Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang.
OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main.
 

SUDUT PENGAMBILAN KAMERA
High Angle (Bird eye view)
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
Normal Angle
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil.
Low Angle (Frog eye view)
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
Obyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
Subyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.
 

GERAKAN KAMERA
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek

Teknik Kamera Video & Editing

JENIS-JENIS SHOT

CU (Close Up)
Shot yang menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala.
MCU (Medium Close Up)
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.
BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.
ECU (Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.
MS (Medium Shot)
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
TS (Total Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.
ES (Establish Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi tempat di mana peristiwa atau adegan itu terjadi.
Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang.
OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main.
 

SUDUT PENGAMBILAN KAMERA
High Angle (Bird eye view)
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
Normal Angle
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil.
Low Angle (Frog eye view)
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
Obyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
Subyektive Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.
 

GERAKAN KAMERA
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek

GERAKAN KAMERA

GERAKAN KAMERA DAN LENSA
PAN, PANNING
Pan adalah gerakan kamera secara horizontal (mendatar) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right (kamera bergerak memutar kekanan )
Pan left (kamera bergerak memutar kekiri )
Gerakan pan biasanya dilakukan untuk mengikuti gerakan subjek (orang yang sedang berjalan ), mempertunjukan suatu pemandangan yang luas secara menyeluruh.
Gerakan pan secara pelan menimbulkan perasaan menanti. Kadang-kadang panning cepat atau swish pan dilakukan untuk menghubungkan dua peristiwa yang terjadi di dua tempat.

TILT, TILTING
Tilting adalah gerakan kamera secara vertical, mendongak dari bawah keatas atau sebaliknya.
Tilt up – mendongak keatas
Tilt down – menunduk kebawah
Gerakan tilt dilakukan untuk mengikuti gerakan objek (peluncuran balon, pesawat take off dll), untuk menciptakan efek dramatis, mempertajam situasi.

TRACK, DOLLY
Track atau dolly adalah gerakan kamera diatas tripod atau dolly mendekati atau menjauhi subyek.
Track in – mendekati subyek
Track out – menjauhi objek
GRAB
Grab adalah gerakan kamera di atas pedestal yang bias dinaik turunkan. Kalau sekarang ini kebanyakan menggunakan portal-jib traveler.
Grab up – kamera dinaikkan
Grab down – kamera diturunkan
Dengan menggunakan teknik Grab up/down kita bias menghasilkan perubahan perspektif visual dari adegan.
CRAB
Gerakan kamera secara lateral atau menyamping, berjalan sejajar dengan subjek yang sedang bergerak.
Crab left – bergerak kekiri
Crab right bergerak kekanan
TRUCKING, ARC
Adalah gerakan kamera memutarmengitari objek dari kiri kekanan atau sebaliknya
ZOOM
Adalah gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek secara optic, dengan mengubah panjang fokal lensa dari sudut pandang sempit (telephoto) kesudut lebar (wide angle) atau sebaliknya.
Zoom in : mendekatkan objek dari long shot ke close up
Zoom out : menjauhkan obyek dari close up kelong shot

Perbedaan visual zoomming dengan tracking :
Zooming : memperbesar atau memperkecil obyek dengan mengubah sudut pandang lensa. Dengan membuat zoom in, latar belakang menjadi out focus, gambar menjadi datar. Kesan yang kita peroleh seolah olah subjek kita dekatkan atau jauhkan dari pandangan kita.
Tracking : mendekati atau menjauhi obyek dengan menubah keudukan kamera. Dengan melakukan track in, latar belakang dan dan latar depan tetap focus. Gambar lebih mempunyai kedalaman, memberikan kesan lebih dinamis dengan gerak gambar yang sesungguhnya. Gerakan dolly lebih impresif, bila melewati pintu-pintu, lekukan, ataupun mebel dengan maksud menyajikan pandangan subjektif dari adegan.

RACK FOKUS
Rack focus atau selektif focus adalah mengubah focus lensa dari objek dilatar belakang ke objek dilator depan atau sebaliknya, untuk mengalihkan perhatian penonton dari satu objek keobjek lainnya.

FRAMING, BIDANG PANDANGAN
ELS (Extreme long Shot)
Shot sangat jauh, menyajikan bidang pandangan yang luas, kamera mengambil keseluruhan pemandangan. Objek utama dan objek lainnya nampak sangat kecil dalam hubungannya dengan latar.
LS (Long Shot)
Shot jauh, menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat dibandingkan dengan ELS, objek masih didominasi oleh latar belakang yang luas.
MLS (Medium Long Shot)
Shot yang menyajikan bidang pandangan yang lebih dekat daripada long shot, objek manusia biasanya ditampilkan dari atas lutut sampai diatas kepala.
MS (Medium Shot)
Di sini objek menjadi lebih besar dan lebih dominant, objek manusia dinampakkan dari atas pinggang sampai diatas kepala. Latar belakang masih nampak sebanding dengan objek utama.
MCU (Medium Close up)
Shot amat dekat, objek diperlihatkan dari bagian dada sampai atas kepala. MCU inilah yang paling sering dipergunakan dalam televise.
CU (Close Up)
Shot dekat, objek menjadi titik perhatian utama dalam shot ini, latar belakang nampak sedikit sekali. Untuk manusia biasanya ditampilkan wajah dari bahu sampai atas kepala.
ECU (Extrem Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tertentu dari tubuh manusia. Objek mengisi seluruh layer dan jelas sekali detailnya.
CUT OFF LINES
Istilah dalam framing (pembingkaian) gambar dengan objek manusia berdasarkan garis/potongan bagian pada tubuh.
FS (full shot) menyajikan seluruh tubuh
Knee Shot (shot lutut) menampilkan bagian tubuh dari lutut sampai atas kepala
Waist Shot (shot pinggang) menyajikan bagian tubuh dari pinggang sampai ke atas kepala.
Beast Shot (shot dada)
Head Shot (Shot kepala)
Beberapa istilah shot yang lain
Tight Shot (shot dekat)
Wide Shot (shot jauh atau lebar)
Cover Shot (shot2 MS sampai CU)
Two shot (shot 2 orang)
Three shot ( shot 3 orang) dst
OS (Over Shoulder Shot)
Shot dimana objek utama menghadap ke arah kamera, dengan bingkai disamping kiri atu kanan nampak bahu dan sebagian kepala objek lain sebagai lawan bicara.
Establising Shot
Pengambilan gambar dengan kamera statis, (bias any dalam posisi extreme long shot atau long shot) yang menampilkan keseluruhan pandangan untuk memperkenalkan suatu tempat dimana suatu peristiwa sedang terjadi.
CAMERA ANGLE (SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR)
Camera angle adalah sudut penempatan dimana kamera mengambil gambar suatu subjek, pemandangan atau adegan. Dengan sudut tertentu kita bisa menghasilkan suatu shot yang menarik, dengan perspektif yang unik dan menciptakan kesan tertentu pada adegan yang kita sajikan.
Normal Angle
Pada posisi normal angle, kamera ditempatkan kira-kira setinggi mata subjek. Tentu saja normal angle sangat tergantung pada tinggi subjek yang dishooting. Bila kita merekam sekelompok anak kecil yang sedang bermain, normal angle untuk orang dewasa tentu saja terlalu tinggi, maka kamera harus diturunkan hingga setinggi mata anak. Pada program wawancara, dimana semua pemain duduk dikursi, kita pasang level untuk menaikkan setting/kursi, sehingga juru kamera bisa menshoot adegan pada normal angle tanpa membungkukkan badan selama produksi berlangsung.
High Angle
Posisi kamera lebih tinggi diatas mata, sehingga kamera hrus menunduk untuk mengambil subjeknya. High angle sangat berguna untuk mempertunjukan keseluruhan set beserta objek-objeknya. Dengan high kamera angle bisa diciptakan kesan objek nampak kecil, rendah, hina, perasaan kesepian, kurang gairadll.
Low Angle
Posisi kamera dibawah ketinggian mata subjek, sehingga kamera harus mendongak untuk merekam subjek. Dengan low angle cenderung menambah ukuran tinggi objek, dan memberikan kesan kuat, dominasi dan dinamis.
Bird Eye View
Kamera mengambil subjeknya dari atas
Subjektive Camera Angle
Kamera diletakkan ditampat seorang karakter (tokoh) yang tidak nampak dalam layer dan mempertunjukan pada penonton suatu pemandangan dari sudut pandang karakter tersebut.
Objektive Camera Angle
Kamera merekam peristiwa atau adegan seperti apa adanya.